SELESAI UN SISWA TULIS CITA-CITA DIBALON


 Hasil gambar untuk balon


Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 1 di Palembang, Sumatera Selatan, terlihat berbaris di salah satu sudut sekolah. Dengan tertib mereka mengantre untuk mendapatkan jatah satu buah balon berisi gas.
Di hari yang bertepatan dengan berakhirnya Ujian Nasional yang melelahkan, raut letih pun sirna berganti keharuan dan kegembiraan. Seperti tahun lalu, tradisi melepas balon pun dimulai.
Beragam harapan pun dituliskan di secarik kertas yang nantinya akan diikat bersama balon dan dilepaskan ke udara. Gembira bercampur keharuan pun memayungi segenap siswa.
"Saya ingin kuliah di kampus yang terbaik. Saya ingin sukses," tulis seorang siswa di kertasnya.
Lucunya, dari ratusan siswa tersebut ternyata tidak sedikit juga yang mencantumkan ingin mendapatkan pasangan hidup yang tepat untuk mereka. Terlepas dari itu, momen unik cukup menjadi pelepas penat siswa usai berjibaku selama ujian berlangsung.
"Ini sudah jadi tradisi di sekolah kami. Setiap selesai Ujian Nasional pasti ada melepas balon. Seluruh cita-cita dan harapan ditulis lalu diterbangkan ke udara," ujar seorang siswa, Rega, Rabu 15 April 2015.
Menurut Rega, karena sudah menjadi tradisi. Maka balon-balon itu memang sudah disediakan oleh adik kelas mereka. Selanjutnya, baru dibagikan kepada siswa yang mengikuti UN.
Kepala SMAN 1 Palembang, Agus Budiyanto, mengatakan, tradisi tahunan itu memang selalu diselenggarakan oleh sekolahnya. Menurut dia, hal itu memberikan contoh positif kepada siswa agar dapat memikirkan masa depan usai sekolah.
"Usai berdoa, balon-balon ini akan dilepas bersama. Sudah setiap tahun kami selenggarakan ini. Dengan ini ada kesan moral yang ditinggalkan di hati siswa," ujarnya

Bentuk Soal UN 2015 Pilihan Ganda

 
Jakarta, 29 Januari 2015---Bentuk soal Ujian Nasional 2015 masih sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Standarnya juga masih sama, tetapi tidak menentukan kelulusan.
“Semua (soalnya) masih pilihan ganda baik yang menggunakan kertas maupun yang menggunakan komputer,” kata Kepala Pusat Penilaian Pendidikan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kapuspendik Balitbang Kemendikbud) Nizam saat memberikan keterangan pers di Kemdikbud, Jakarta, Kamis (29/1/2015).
Nizam menyampaikan hal tersebut menanggapi keresahan publik atas pemberitaan di media yang menyebutkan bentuk soal UN 2015 tidak lagi menggunakan pilihan ganda. “Supaya semua kondusif, saya ingin sampaikan UN di 2015 bentuk-bentuk soalnya masih sama dengan tahun 2014, 2013, dan 2012,” katanya.
Pihaknya juga meralat jadwal UN untuk jenjang SMP sederajat dari yang diumumkan sebelumnya yaitu 4-6 Mei 2015 menjadi 4-7 Mei 2015, sedangkan untuk jenjang SMA sederajat tetap 13-15 April “Dikarenakan untuk SMP ada empat mata pelajaran. Seluruh persiapan Insya Allah sesuai jadwal,” katanya.
Pada kesempatan tersebut Nizam menyampaikan, pihaknya baru-baru ini mendapatkan kunjungan dari delegasi Malaysian Qualifications Agency (MQA) semacam Badan Standar Nasional Pendidikan plus Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi di Indonesia. Dia mengatakan, MQA selama beberapa tahun terakhir menggunakan hasil UN untuk seleksi masuk perguruan tinggi negeri (PTN) di Malaysia dengan bobot 90 persen.
 “Anak Indonesia kalau mau mendaftar di Malaysia cukup menggunakan hasil UN. Sebanyak  10 persen adalah prestasi seni, olahraga, dan pengalaman berorganisasi,” katanya.  
Nizam mengatakan, selain digunakan oleh kampus di Malaysia, hasil UN juga digunakan sebagai persyaratan masuk PTN di Hongkong.
Nizam menambahkan, pada tahun ini mulai dirintis UN berbasis komputer secara daring atau online. Pihaknya telah mengirimkan data sebanyak 862 sekolah kepada dinas pendidikan provinsi untuk diverifikasi kelayakan. “Soalnya setara dengan yang berbasis kertas. Model soal pilihan ganda dan waktunya juga sama,” katanya. (***)

Orang tua Aktor Penting dalam Pendidikan

 
Jakarta, 4 Februari 2015--- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan menyatakan peran orang tua amat penting dalam kerangka penguatan insan dan ekosistem pendidikan di Indonesia.
“Sebagai elemen utama dalam ekosistem pendidikan yang terdekat dengan anak, orangtua mempunyai banyak keunggulan dan kesempatan untuk menjadi berdaya membentuk perilaku dirinya dan anak dalam keluarga,” kata Anies Baswedan saat bertemu para penggiat dan perwakilan organisasi yang berfokus pada pendidikan orangtua dan keluarga di Kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, Rabu (4/2).
Menurut Mendikbud Anies Baswedan kebutuhan untuk menguatkan insan dan ekosistem pendidikan dan kebudayaan yang berkarakter dilandasi semangat gotong royong termasuk di  dalamnya orang tua sejalan dengan Kerangka ‘Strategi Kemdikbud 2015-2019 yang menekankan pada 3 pilar strategi’. Pertama penguatan pelaku pendidikan, yakni siswa guru, kepala sekolah dan orang tua. Kedua, percepatan peningkatan mutu dan akses pendidikan, ketiga, pengembangan efektifitas birokrasi melalui perbaikan tata kelola dan pelibatan publik.
Anies Baswedan memaparkan tujuan utama dari dukungan pendidikan untuk orangtua dan keluarga,  pertama orangtua yang sadar, memahami, peduli dan terlibat pendidikan anaknya.Kedua, orangtua mempunyai peran aktif, mendorong dan memberikan stimulus dan mendampingi anak atau peserta didik
Selama ini pendidikan untuk orang tua telah dijalankan oleh Kemdikbud dalam bentuk program parenting pada Direktorat Pembinaan PAUD dan pendidikan keorangtuaan pada Direktorat Pembinaan Dikmas.
Dalam rangka perluasan dan integrasi program parenting dan pendidikan untuk orangtua, Kemendikbud akan membentuk satu direktorat baru dengan yang bertujuan:
  1. Memberdayakan orangtua/keluarga untuk berpartisipasi aktif dalam program sasaran berkait peningkatan akses dan mutu pendidikan.
(Wajib belajar 12 tahun, penguatan Manajemen Berbasis Sekolah, pemenuhan hak anak)
  1. Orangtua peduli dan terlibat; sadar pendidikan, aktif memberi stimulus, terus menerus belajar dan mendampingi anak.
Salah satu kegiatan dari pendidikan untuk orang tua dan keluarga adalah: mengumpulkan praktek-praktek baik terkait pendidikan bagi orang tua yang telah dilakukan oleh berbagai gerakan masyarakat dan institusi (termasuk sekolah dan pendidikan nonformal). Dengan demikian, praktik baik yang diharapkan juga beragam dan lintas sektor itu dapat dimanfaatkan sebagai pilihan rujukan  bagi orangtua dan keluarga yang lain.
Anies mengharapkan, akan terjadi percepatan peningkatan kesadaran dan keberdayaan orang tua dan keluarga dalam memanfaatkan dan memilih berbagai layanan pendidikan yang disediakan oleh Pemerintah dan masyarakat.
“Proses pendidikan akan berhasil bila keseluruhan ekosistem di sekeliling anak bergerak selaras dan tidak saling menegasi,” tutur Anies Baswedan.